Thursday, November 17, 2011

95% Penipu via Internet & Kupon Undian dari Sidrap, Sulsel

Maraknya penipuan melalui internet dan juga kupon undian berhadiah dilakukan oleh oknum masyarakat yang berasal dari Sidrap, Sulawesi Selatan. Polisi menyebut, 95 persen dari pelaku penipuan yang terungkap adalah warga asal Sidrap, Sulawesi Selatan.

"Memang di sana, khususnya Sidrap, oknum masyarakat sana, menjadikan tren kejahatan ini karena dianggap mudah dilakukan dan dapat menghasilkan uang," kata Kepala Subdit IV/Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Hermawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (20/7/2011).

Hermawan mengatakan, kecenderungan warga Sidrap melakukan kejahatan penipuan melalui internet dan kupon undian karena dianggap mudah menjerat korban. Dalam waktu singkat, para penipu itu dapat menghasilkan uang dari hasil kejahatannya.

"Dalam waktu setengah jam saja, mereka bisa menjaring banyak korban," kata dia.

Hermawan mengimbau agar masyarakat tidak mudah tergiur dengan tawaran miring melalui internet. Teknologi informasi dunia maya yang semakin pesat, dapat memunculkan modus-modus baru penipuan.

"Agar Facebookers tidak mudah terpengaruh dengan penampilan menarik dan harga yang sangat murah," ujarnya.

Ia menyarankan kepada masyarakat untuk membeli di toko secara langsung agar lebih aman. "Makanya sebaiknya pergi ke tempat yang betul-betul terjamin," ujarnya.

Sementara bagi masyarakat yang merasa menjadi korban penipuan agar melapor ke Polda Metro Jaya.

Hermawan menyatakan, transaksi atau pun komunikasi melalui dunia maya tidak bisa dipastikan keamanannya. Kendati forum tersebesar sekali pun, kata dia, tidak bisa menjamin bersih dari oknum-oknum pelaku penipuan melalui internet.

"Untuk pasti aman, dunia maya itu kita tidk bisa pastikan aman. Di kaskus saja, faktanya masih banyak penipuan di dalamnya," ujar dia.

Untuk meyakinkan apakah situs yang menawarkan barang-barang itu penipuan atau bukan, diakuinya sangat sulit. Karena menurutnya, beberapa pelaku penipuan yang sudah terorganisir bahkan menyewa ruko untuk meyakinkan korban bahwa toko online itu memang ada.

"Ada beberapa korban yang mengecek apakah tokonya ada dan setelah dicek memang betul ada. Tapi toko itu hanya disewa satu minggu untuk kamuflase saja," katanya.

Hermawan mengungkapkan, pihaknya telah mengupayakan tindakan-tindakan mulai dari preventif hingga represif. Upaya preventif dilakukan dengan melakukan cyber patrol dengan menyelidiki situs-situs yang mencurigakan.

"Memang ada upaya lain seperti yang dilakukan di luar negeri, ada beberapa situs yang di dalamnya ada tanda cetreng (trusted) sehingga dapat dipercaya. Akan tetapi, di dalamnya tetap saja ada yang melakukan penipuan," jelasnya.

Ia menambahkan, kejahatan cyber merupakan kejahatan dengan intensitas yang tinggi. Untuk itu, perlu keahlian dan alat khusus untuk analisa kejahatan melalui dunia maya itu.

"Sehingga bisa ditelusuri apakah tindak pidana atau bukan, modus apa yang dia lakukan," ujar dia.

Sementara itu, terkait maraknya penipuan melalui facebook, Hermawan mengatakan, Polda Metro Jaya melalui Bareskrim Polri akan berkoordinasi dengan pemilik Facebook di Amerika. Kepolisian RI akan meminta Facebook untuk menutup sejumlah akun yang ditengarai melakukan penipuan.

"FBI sudah bantu bicarakan dengan pihak facebook. Memang ada beberapa yang diblok, bahkan ada beberapa yang kita ketahui nomor emailnya, tapi tidak bisa kita tutup sendiri," tutupnya.

No comments:

Post a Comment